Indonesia telah menjadi negara yang merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945. Merdeka atas penjajahan dan merdeka atas negaranya sendiri. Sudah 76 tahun berlalu dan kita sampai saat ini masih bisa merasakan kemerdekaan tersebut. Tapi apakah kita telah benar-benar merdeka? Sejarahnya kita memang negara yang merdeka, tapi kita seolah-olah hanya berjalan di tempat dan masih setia menyandang negara berkembang. Bukan bermaksud membandingkan, tapi Korea Selatan yang kemerdekaannya hanya berbeda 2 hari saja dengan Indonesia, kini telah berhasil menjadi negara yang maju, oke, hanya berbeda 2 hari, mungkin bukan perbedaan yang jauh. Bagaimana dengan Singapura yang baru merdeka pada 9 Agustus 1965?. Dengan kata lain, setelah 20 tahun kita merdeka, barulah Singapura menjadi sebuah negara merdeka, walaupun sebelumnya masih menjadi bagian dari negara Malaysia. Kenyataannya, negara kita memang sedang menghadapi banyak masalah, mulai dari perekonomian, infrastruktur, pandemi covid, dan masih banyak lagi. Tapi pernahkah kita menerung apa sebenarnya akar masalah dari negara kita?. Untuk menjawab pertanyaan besar tersebut, kita bisa berangkat dari buruknya rangking Indonesia pada PISA Programme for International Student Assessment, sebuah tes yang dilakukan oleh OECD Organisation for Economic Co-operation and Development, tes tersebut menguji kemampuan anak-anak di seluruh dunia dalam membaca reading, matematika mathematics, dan sains science. Tes ini diadakan setiap 3 tahun sekali dan pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 62 dari 70 Negara, sedangkan pada tahun 2018, Indonesia menempati peringkat 70 dari 78 Negara. Menariknya lagi, yang berada di peringkat satunya bukanlah Amerika, China, ataupun Negara super power lainnya, melainkan Singapura. Berbicara tentang PISA lagi, pada dasarnya PISA bukanlah sebuah tes untuk tahu pencapaian siswa dari kegiatan pembelajaran, melainkan adalah untuk mengukur seberapa siap seorang siswa untuk bisa survive dalam menjalankan kehidupannya. Mengingat bahwa jaman terus berkembang dan terus mengalami perubahan. Dari sini kita belajar bahwa, masih banyak siswa di Indonesia belum siap untuk menjalankan kehidupan yang serba modern dengan perubahan yang sangat cepat. Pendidikan kita terbilang lambat untuk mengikuti trend dan kebutuhan industri di segala bidang pada saat ini. Sebagai contoh, sekarang kita memasuki era digital, dimana semua bisa diakses melalui internet, salah satunya adalah Youtube. Dari sebelum Youtube menjadi sebuah wadah pekerjaan sampai menjadi sumber penghasil uang. Sistem Pendidikan kita tak sekalipun berubah dan peka terhadap perubahan digital. Salah satunya adalah tidak diajarkannya di sekolah tentang penggunaan media digital. Pemerintah seharusnya menjaga iklim Pendidikan di Indonesia clime control, yaitu mengawasi jalannya pendidikan agar berjalan dengan baik. Sir Ken Robinson dalam sebuah kesempatan di TED mengatakan “Masalahnya adalah pendidikan tidak berlangsung dari ruang DPR, melainkan dari kelas dan sekolah. Dan yang menjalani Pendidikan formal adalah guru dan murid. Dan jika kamu menghilangkan diskresi itu. Pendidikan tidak dapat berfungsi dengan baik, kita harus mengembalikan Pendidikan ke masyarakat”. Pendidikan itu menyesuaikan dengan kondisi dan keinginan masyarakatnya. Dewasa ini, sudah berapa tahun waktu yang kita berikan untuk menjalani pendidikan kita?. Sekurang-kurangnya 12 tahun merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menjalani pendidikannya di Indonesia, itupun bagi mereka yang mampu. Selama kurun waktu tersebut, berapa banyak mata pelajaran yang kemudian berguna dalam dunia pekerjaan dan masyarakat? atau setidaknya dari 12 tahun itu, pelajaran mana yang sangat berguna untuk siswa itu bisa melanjutkan kehidupannya?. Mari berpikir dan merenung sejenak. Ki Hajar Dewantara merumuskan Pendidikan di Indonesia dengan tujuan untuk memerdekakan manusia. Apa maksud dari manusia yang merdeka itu?, yaitu manusia yang selamat raganya dan manusia yang bahagia. Apakah selama ini sekolah mengajarkan kita untuk menjadi manusia yang merdeka? Manusia yang selamat raganya dan bahagia hidupnya?. Jawabannya lagi-lagi bisa kita pikir sendiri. Ki Hajar Dewantara, melalui filosofi tri rahayu menjelaskan 3 peran penting pendidikan, Memajukan dan menjaga diri Memelihara dan menjaga bangsa Memelihara dan menjaga dunia. Jika kita mampu memerdekakan satu orang, itu adalah langkah awal memerdekakan satu keluarga. Memerdekakan satu keluarga adalah langkah awal memerdekakan satu daerah. Dan Memerdekakan satu daerah adalah langkah awal memerdekakan satu bangsa. Lant Pritchett, professor dari Oxford University dalam tulisannya berjudul “The Need for a Pivot to Learning New Data on Adult Skills from Indonesia” pada 2016 mengatakan anak Indonesia yang tinggal di Jakarta dan telah menyelesaikan pendidikan tinggi memiliki literasi yang lebih rendah dibandingkan dengan anak Yunani atau Denmark yang baru menyelesaikan pendidikan menengah pertamanya. Beliau menambahkan, terdapat sebuah kesenjangan kemampuan yang dimiliki anak Indonesia, dan bila gap/kesenjangan tersebut diukur dalam satuan waktu, kita, negara Indonesia tertinggal selama 128 tahun. Kualitas Pendidikan secara tidak langsung juga mengukur kualitas guru. Hasil uji kompetensi guru UKG tahun 2015 menunjukkan rata-rata nilai UKG di Indonesia adalah dari 100. Dampak yang tejadi dari nilai UKG tersebut adalah sulitnya komunikasi mempengaruhi proses transfer ilmu membuat siswa menjadi malas dan kurang senang dengan pelajaran yang sedang dipelajari. Disisi lain, pada tahap Pendidikan selanjutnya, yaitu di perguruan tinggi, siswa sekolah mengenah atas harus mendapatkan kursi pada perguruan tinggi. Pada akhirnya lembaga bimbingan belajar menjadi pilihan untuk menutupi ketidaktahuan pelajaran yang diajarkan di dalam kelas. Dewasa ini, untuk bimbingan belajar pada umumnya apalagi kusus persiapan masuk perguruan tinggi menghabiskan 5 Juta rupiah. Padahal kita semua sadar bahwa tidak semua siswa tersebut mampu untuk membayar atau mengikuti bimbingan tersebut. “apakah hanya sampai disitu masalahnya?” “jawabannya, tidak” Tahun 2030 kita akan menghadapi bonus demografi, dimana angka populasi manusia produktif 15-64 tahun lebih tinggi dibandingkan dengan angka populasi manusia non-produktif 64 tahun ke atas. Bonus demografi merupakan sebuah penawar sekaligus akan menjadi senjata yang mematikan bagi bangsa Indonesia. Kenapa?. Bonus demografi dapat dianalogikan seperti rumah tangga, bila jumlah pekerja dalam keluarga tersebut lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak bekerja, maka keluarga itu akan makmur dan sejahtera. Dimana masyarakat pada usia produktif mampu bekerja dan memberikan kontribusi terbaik yang relevan terhadap perkembangan dunia industri dan digital. Sebaliknya, setelah terjadinya bonus demografi, muncul demographic burden atau beban demografi. Beban demografi artinya dimana angka populasi usia non-produktif lebih banyak dibandingkan dengan populasi usia produktif. Dalam sebuah artikel berjudul “Attaining the Demographic Bonus in Indonesia” oleh Teguh Warsito, pemerintah Indonesia harus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dengan meningkatkan kualitas pendidikan, penyamarataan pendidikan, mengurangi lama waktu pendidikan, dan memanfaatkan internet untuk mengedukasi masyarakat. Pendidikan sekali lagi menjadi sesuatu yang sangat penting bagi sebuah bangsa. Sehingga mari coba kita tanyakan pertanyaan yang tadi sempat muncul di awal. “Apasih sebenarnya akar masalah dari negara kita?” “Jawabannya adalah pendidikan kita”. Kita tidak bisa menyalahkan pemerintah sepenuhnya dan juga tidak bisa membiarkan pemerintah memegang penuh kendali pendidikan, melainkan kita harus bekerja sama dengan semua elemen pendidikan yang ada di negara kita, diantaranya adalah, pemerintah, masyarakat, guru, sekolah dan yang terakhir adalah pihak swasta. Siapakah pihak swasta itu?. Mereka adalah pihak yang bergerak secara mandiri, pihak-pihak yang berusaha mencari solusi dengan gagasan-gagasan dan ide-ide baru untuk menyelesaikan masalah di ranah pendidiakn. Contoh pihak swasta tersebut adalah Ruang Guru, Zenius, Pahamify, Quipper, dan masih banyak lagi. Menurut penulis, terdapat sedikit penekanan untuk kata “pihak swasta”. Karena inilah wadah dan tempat berkumpulnya ide kreatif, niat baik dan gagasan inovasi. Contoh dari luar dunia pendidikan adalah Gojek, aplikasi yang mempertemukan penumpang dan supir/pengendara motor melalui aplikasi yang sama-sama saling menguntungkan kedua pihak. Begitu pula dengan pihak swasta yang berada dalam ranah dunia Pendidikan kita, sekarang adalah tugas anak-anak muda yang penuh ide-ide baru, gagasan kratif, inovasi, dan semangat yang berapi-api untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia ke arah lebih baik. Penulis yakin, mengolaborasikan bonus demografi dengan inovasi usia produktif anak Indonesia adalah salah satu penawar yang mampu mengobati banga kita atau bahkan memberikan dorongan untuk bangsa ini agar bisa menjadi bangsa yang maju. “Mari kita sama-sama berdoa dan berusaha serta bersinergi untuk memperbaiki bangsa ini, mulai dari diri kita sendiri”
Ayah: Bapak sudah tidak kuat lagi bu ( batuk kesakitan ).Bu, tolong jaga diri baik-baik yah dan tolong jaga serta didik anak kita yah bu. Dan tolong bu jangan kabarkan semua ini kepada Aji dan Raka, biarkan mereka menuntut ilmu dg tenang, toh mereka baru saja mesantren.. Ini bu, tolong berikan surat ini kepada mereka jika mereka sudah pulang..
Merdeka! Sudah 71 tahun negara kita terlepas dari belenggu penjajahan dan menjadi negara yang berdikari berdiri di atas kaki sendiri, red. Sudah tentu momen bersejarah ini dirayakan dengan penuh suka cita oleh seluruh rakyat melalui berbagai acara seperti perlombaan, pawai, upacara bendera, event diskon, dll. Tapi pernahkan kita berpikir apa sebenarnya makna dibalik hari kemerdekaan Indonesia dan bagaimana negara kita bisa merdeka seperti sekarang? Teman-teman yang sudah belajar sejarah pasti menjawab kemerdekaan adalah hasil dari perjuangan bersama para pahlawan, tokoh masyarakat, dan segenap rakyat tanah air. Apakah hanya sampai begitu lalu negara kita menjadi merdeka? Mereka, orang-orang Indonesia yang berkorban jiwa raga untuk kemerdekaan Indonesia, mesti memerdekakan diri dari rasa takut memegang senjata di medan perang, takut mati, takut kalah oleh pasukan musuh, takut negara kita nggak jadi merdeka. Mereka memerdekakan diri untuk berjuang menempuh cita-cita menghapuskan penjajahan dari negeri ini selama-lamanya sampai titik darah penghabisan. Lalu bagaimana dengan kita? Apakah di negara yang merdeka ini kita masih terbelenggu sesuatu sehingga masih jauh dari kata merdeka? Jika iya, berikut adalah sebab-sebab dari hal tersebut 1. KemalasanSadar atau nggak, kita semua nggak pernah terhindar dari yang namanya rasa malas. Syukur sih kalau bisa menstimulasi diri sendiri untuk bangkit dan berjuang melawan si malas, tapi yang nurutin kan juga nggak sedikit jumlahnya. Bahkan ada beberapa jenis kemalasan yang udah jadi tren, sebut saja mager malas gerak, malas kerja, malas bikin tugas, malas masuk kelas. Ayo ngaku kalian pernah kan kayak gitu?Memiliki pikiran negatif atau tidak adanya motivasi dalam diri seseorang adalah penyebab seseorang merasa malas bahkan sebelum hal tersebut belum benar-benar dimulai. Namun, nggak jarang juga lingkungan yang malas membuat kita ikut menjadi malas. Oleh karena itu, salah satu cara untuk melawan kemalasan adalah merubah kebiasaan dan pola pikir negatif yang mendatangkan perasaan tersebut. Jadi jangan bilang ya kalau kemalasan nggak bisa Pikiran NegatifInilah akar dari segala akar mengapa manusia bisa melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Pikiran negatif sedikit banyak adalah penyebab dari penyakit yang menggerogoti tubuh manusia. Masyarakat modern memiliki tuntutan pekerjaan dan target yang tinggi sehingga lebih rentan terhadap berbagai masalah psikis dan nggak sedikit juga yang berakhir ada pikiran negatif dalam diri kita, ada baiknya untuk nggak terlalu diambil hati. Tarik napas dalam-dalam, banyak-banyak mengingat nama-Nya, ikhlaskan hal-hal buruk yang pernah terjadi, istirahatlah jika perlu. Lihatlah sisi baik yang ada dalam diri kita, jangan lupa untuk selalu berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam diri kita. Hidup ini terlalu indah untuk men-judge diri sendiri dan orang Bisikan SetanBukan berarti benar-benar ada setan lagi berbisik di telinga kita. Kita nggak pernah sadar kalau kita udah ngikutin bisikan setan sampai datanglah masanya merenung atau introspeksi ingat baik-baik berapa kali kita ngasih dan minta sontekan sama teman, malas ibadah, berbohong, jahilin teman buat sekadar asyik-asyikan, ngegosipin berita yang belum tentu kebenarannya. Masih mau ngelak kalau kita nggak pernah terpengaruh setan?4. UtangPaling nggak kita punya satu utang seumur hidup, mulai dari utang uang, qadha puasa, bahkan sampai utang budi juga ada. Kapan mau dilunasin? Jangan ditunda-tunda ya, apalagi sampai ditagihin terus sama yang punya utang 🙂5. MantanPaling tidak, kini sudah saatnya kamu untuk bangkit dari kenangan bersama si doi saat dulu melaju melangkah. “ “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.” ”
TujuanNegara Indonesia yang Bersifat Internasional Sesuai Pembukaan UUD 1945. Pengertian Tujuan Negara Menurut Ahli dan Teori-Teorinya. Teori Tujuan Negara (Menurut Para Ahli) & Fungsi Negara. Negara Republik Indonesia Sudah Tidak Berideologi Pancasila Sejak UUD 1945 Diamandemen (II) - Oposisi Cerdas.
Jakarta - Indonesia sudah memasuki usia ke-75 tahun dalam kemerdekaan. Namun sampai saat ini Indonesia dinilai belum merdeka secara ekonomi."Indonesia sudah merdeka 75 tahun, apakah kita sudah merdeka dari semuanya? Kita bisa merdeka dari penjajahan, tapi kita belum merdeka dari perekonomian. Perjuangan-perjuangan itulah yang harus kita bisa perjuangkan," kata Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia BPP HIPMI, Mardani H Maming dalam keterangan resmi dikutip detikcom, Senin 17/8/2020.Maming mengatakan kemerdekaan Indonesia bisa dicapai dengan peran dari anak-anak muda Indonesia dalam menjaga kedaulatan ekonomi Indonesia. Kemerdekaan ekonomi tersebut bisa dicapai jika pemikiran anak muda Indonesia mulai berubah dari pola pikir bekerja untuk orang lain, menjadi bekerja secara mandiri dan mempekerjakan orang lain. "Kita harus selalu mengingat, tidak ada sejarah negara dan tidak ada sejarah bangsa ini yang bisa merubah. Kecuali yang merubah adalah anak muda," menyadari bahwa pandemi COVID-19 telah menghantam khususnya ke semua lini, tidak lepas dari pengusaha muda. Salah satu solusinya adalah memperjuangkan untuk harus merdeka dari perekonomian bangsa dan negara."Ekonomi bisa ditingkatkan jika banyak bermunculan entrepreneur muda yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk menjadi negara maju kita butuh 10% jumlah penduduk untuk menjadi pengusaha, maka tingkat pengangguran di Indonesia bisa dikurangi dan pergerakan ekonomi bisa meningkat," Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan itu menyebut 5 hingga 10 tahun ke depan pemimpin bangsa Indonesia adalah anak muda dalam memasuki era bonus demografi. Pemerintah dinilai harus membuat regulasi agar anak muda berani menjadi pengusaha dan harus diberi kesempatan oleh pemerintah. Jika tidak, maka bukan era bonus demografi yang dihadapi, tetapi era bencana bonus demografi."Kalau tidak ada regulasi, mau jadi pengusaha takut, modal susah dan persaingan ketat. Kalau kita tidak membuat regulasi untuk anak muda, era bencana bonus demografi yang kita hadapi karena kita tidak mempersiapkan anak muda kalau tidak dibuat regulasinya, anak muda harus diberi kesempatan," berharap, para pengusaha bisa berperan aktif menggerakkan perekonomian bangsa. Sehingga harapannya usaha mikro kecil dan menengah UMKM khususnya bisa lahir sebagai puncak perekonomian bagi bangsa dan negara."Peran pengusaha khususnya HIPMI di era new normal ini sangat diharapkan mampu membangun ekosistem sistem usaha yang sehat, serta berperan aktif dalam membangun ekonomi bangsa pasca pandemi COVID-19 seperti saat ini. Diharapkan, dapat menciptakan anak muda yang nasionalis dan harus bermain di negerinya sendiri untuk mendirikan suatu iklim ekonomi yang berpihak kepada anggota dengan diberi mandat," tuturnya. eds/eds
ApaArti Kemerdekaan Menurutmu. Suhari Ete. 17 Agustus 2017 960 Dilihat. Tidak terasa sudah 72 tahun Indonesia merdeka. Mengenal arti dan kata merdeka sepertinya masih miris kita rasakan. Merasa merdeka dan tidak terbelenggu oleh penjajahan lagi yang membuat kita seperti manusia bodoh dan sangat menyengsarakan kita.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sorak sorai saling bersahutanMengiringi setiap jengkal Yang bergerak maju tiada gentar Menyingsingkan lengan Mengepalkan tangan meninju langit Berteriak lantang Menyerukan kebebasan Wahai bung dan nona sekalian Di tengah sayup-sayup kemerdekaan iniPernahkah terlintas di pikiran kalianBagaimana kemerdekaan yang sejati itu ? 1 2 3 4 5 Lihat Puisi Selengkapnya
Sekilastentang Kampus Merdeka X RevoU. Kampus Merdeka adalah bagian dari kebijakan Merdeka Belajar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa/i untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan
Apakah Kita Sudah Merdeka – Apakah kita sudah merdeka? Pertanyaan ini telah ada di benak banyak orang sejak lama. Sejak proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, banyak orang berharap bahwa kita akan segera merdeka. Namun, seiring berjalannya waktu, harapan ini tampaknya semakin tidak realistis. Mari kita lihat fakta. Sampai saat ini, Indonesia masih kesulitan mencapai stabilitas politik dan ekonomi. Ketidakstabilan politik disebabkan oleh banyak faktor, seperti masalah agama, perbedaan etnis, dan masalah ekonomi. Setiap faktor ini menimbulkan ketidakseimbangan sosial dan ekonomi di antara berbagai kelompok masyarakat. Situasi ekonomi juga sulit dikendalikan. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah masalah kemiskinan. Penduduk yang hidup dalam kondisi miskin meningkat dari tahun ke tahun. Masalah ini ditambah lagi dengan masalah ketimpangan ekonomi yang semakin meningkat. Lalu, apakah kita sudah merdeka? Jawabannya tidak. Kemerdekaan tidak hanya berarti bebas dari dominasi asing, tetapi juga berarti memiliki stabilitas politik dan ekonomi. Sebagai bangsa yang masih menghadapi masalah ekonomi, politik dan sosial, Indonesia belum dapat dikatakan telah merdeka. Kita masih punya banyak pekerjaan rumah untuk mencapai kemerdekaan yang sejati. Kita harus berupaya menciptakan situasi politik dan ekonomi yang stabil dan kondusif. Kita juga harus memperbaiki ketimpangan sosial dan ekonomi yang ada. Dengan melakukan hal-hal ini, kita akan dapat mengubah seluruh masyarakat Indonesia menjadi sebuah bangsa yang lebih sejahtera dan merdeka. Kemerdekaan yang sejati akan membuat semua orang merasa lebih bahagia dan aman. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Apakah Kita Sudah 1. Kemerdekaan Indonesia dinyatakan pada 17 Agustus 2. Masalah-masalah politik seperti masalah agama, perbedaan etnis, dan masalah ekonomi menyebabkan ketidakstabilan 3. Masalah ekonomi utama yang dihadapi Indonesia adalah masalah 4. Kemerdekaan tidak hanya berarti bebas dari dominasi asing, tetapi juga berarti memiliki stabilitas politik dan 5. Kita masih punya banyak pekerjaan rumah untuk mencapai kemerdekaan yang 6. Kita harus berupaya menciptakan situasi politik dan ekonomi yang stabil dan 7. Kita juga harus memperbaiki ketimpangan sosial dan ekonomi yang 8. Dengan melakukan hal-hal ini, kita akan dapat mengubah seluruh masyarakat Indonesia menjadi sebuah bangsa yang lebih sejahtera dan merdeka. Penjelasan Lengkap Apakah Kita Sudah Merdeka 1. Kemerdekaan Indonesia dinyatakan pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan Indonesia dinyatakan pada 17 Agustus 1945. Pada tanggal ini, Bung Karno dan Bung Hatta menyatakan secara resmi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan Indonesia adalah hasil dari perebutan kekuasaan antara pemerintah Belanda dan Partai Nasional Indonesia PNI. Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil dari perjuangan yang panjang dan berat yang dilakukan oleh para pahlawan. Mereka telah mengorbankan nyawa dan jiwa mereka untuk mewujudkan cita-cita mereka akan kemerdekaan. Kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para pahlawan merupakan kemerdekaan yang sejati, bukan kemerdekaan yang diberikan oleh pemerintah Belanda. Kemerdekaan Indonesia membawa dampak yang besar, terutama bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan kemerdekaan ini, Indonesia dapat menjalankan kebijakan yang sesuai dengan aspirasi masyarakatnya. Selain itu, kemerdekaan juga meningkatkan rasa percaya diri masyarakat Indonesia dan meningkatkan kedaulatan Indonesia di mata dunia. Kemerdekaan Indonesia telah membawa perubahan yang signifikan bagi kehidupan masyarakat. Namun, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa Indonesia benar-benar merdeka. Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa Indonesia memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan bahwa hak-hak asasi manusia dihormati. Pemerintah juga harus memastikan bahwa Indonesia memiliki kedaulatan yang sesungguhnya. Meskipun telah berlalu 75 tahun sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia, masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Kita semua harus terus bersatu untuk memastikan Indonesia merdeka dan memiliki kedaulatan penuh. 2. Masalah-masalah politik seperti masalah agama, perbedaan etnis, dan masalah ekonomi menyebabkan ketidakstabilan politik. Secara umum, merdeka dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana suatu negara tidak dipengaruhi oleh pemerintahan luar ataupun pengaruh eksternal. Namun, dalam konteks konflik politik, merdeka berarti lebih dari itu. Merdeka berarti kondisi di mana negara tersebut dapat menentukan sendiri nasibnya dengan mengambil keputusan yang berdasarkan pada proses demokratis. Meskipun kita sudah mencapai kemerdekaan, masalah politik masih menjadi tantangan bagi kita. Masalah-masalah seperti masalah agama, perbedaan etnis, dan masalah ekonomi masih menjadi penghalang untuk mencapai stabilitas politik. Masalah agama dapat menyebabkan berbagai konflik dan perselisihan antarwarga negara, terutama di wilayah yang memiliki mayoritas suku atau agama tertentu. Perbedaan etnis juga merupakan masalah yang dihadapi oleh banyak negara, karena mayoritas populasi yang berbeda dapat menimbulkan ketegangan antarwarga. Masalah ekonomi juga dapat menimbulkan ketidakstabilan politik, karena ketidakmerataan pendapatan dan ketimpangan di antara berbagai kelompok penduduk. Ketidakstabilan politik yang disebabkan oleh masalah-masalah tersebut akan menghambat pembangunan negara, meningkatkan kemiskinan, dan menciptakan kondisi yang kurang menguntungkan bagi warga negara. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah politik tersebut. Ini bisa dilakukan dengan mempromosikan dialog antarwarga, meningkatkan kesadaran politik, dan mendorong partisipasi warga masyarakat dalam pengambilan keputusan. Dengan melakukan hal-hal tersebut, kita dapat mencapai pembangunan yang berkelanjutan di negara kita. 3. Masalah ekonomi utama yang dihadapi Indonesia adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan menjadi masalah ekonomi utama yang dihadapi oleh Indonesia. Kemiskinan terjadi akibat adanya kesenjangan ekonomi yang signifikan antara yang kaya dan yang miskin. Mereka yang berada di kalangan masyarakat kaya bisa mendapatkan akses lebih banyak pada sumber daya dan fasilitas, sementara orang-orang yang berada di kalangan masyarakat miskin kurang memiliki akses tersebut. Selain itu, adanya kebijakan pemerintah yang tidak adil dan korupsi juga menyebabkan terjadinya kemiskinan. Kemiskinan akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat. Hal ini dikarenakan orang-orang yang berada di kalangan masyarakat miskin tidak dapat menikmati hasil keuntungan dari pertumbuhan ekonomi yang stabil. Selain itu, kemiskinan juga menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat menurun, yang akan berdampak buruk pada pembangunan ekonomi. Selain itu, kemiskinan juga berdampak buruk pada kesehatan dan pendidikan masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan orang miskin kurang memiliki akses pada pelayanan kesehatan dan pendidikan yang baik. Akibatnya, hal ini menyebabkan tingkat kesenjangan pendidikan dan kesehatan yang tinggi antara yang kaya dan yang miskin. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masalah kemiskinan adalah masalah ekonomi utama yang dihadapi oleh Indonesia. Pemerintah harus mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah ekonomi ini dengan memperbaiki berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan. Dengan melakukan hal ini, Indonesia dapat memastikan bahwa semua warga negaranya dapat menikmati kemerdekaan ekonomi. 4. Kemerdekaan tidak hanya berarti bebas dari dominasi asing, tetapi juga berarti memiliki stabilitas politik dan ekonomi. Kemerdekaan tidak hanya berarti bebas dari dominasi asing, tetapi juga berarti memiliki stabilitas politik dan ekonomi. Kemerdekaan adalah suatu konsep yang lebih kompleks daripada hanya meraih kemerdekaan dari suatu kekuasaan asing. Ini selalu mencakup peningkatan kekuatan, status dan kemandirian politik dan ekonomi. Kemerdekaan merupakan salah satu dari tujuh kekuatan utama yang mempengaruhi pengembangan sosial, ekonomi, dan politik di suatu negara. Di Indonesia, kita telah berhasil meraih kemerdekaan dari pemerintahan asing. Kemerdekaan bukan hanya mencakup kebebasan dari pemerintahan asing, tetapi juga mencakup stabilitas politik dan ekonomi. Stabilitas politik adalah kondisi di mana negara memiliki sistem pemerintahan yang kuat, di mana pemerintah bertanggung jawab untuk melindungi kepentingan dan hak-hak rakyat. Stabilitas ekonomi adalah kondisi di mana pemerintah memberikan kepastian dan jaminan kepada rakyatnya bahwa mereka akan memiliki akses ke sumber daya yang diperlukan untuk mencapai kesejahteraan. Selain stabilitas politik dan ekonomi, kemerdekaan juga mencakup hak-hak dasar warga negara, seperti hak untuk memilih, hak untuk menentukan nasib mereka sendiri, dan hak untuk mengembangkan potensi mereka. Kemerdekaan juga mencakup kebebasan berserikat, kebebasan berkomunikasi dan berdiskusi, serta kebebasan untuk mengambil keputusan yang tepat. Untuk mencapai kemerdekaan di Indonesia, Pemerintah telah melaksanakan berbagai upaya melalui kebijakan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Pemerintah telah meningkatkan kualitas hidup rakyat melalui program-program seperti peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan jaminan sosial, dan peningkatan akses ke sumber daya. Pemerintah juga telah meningkatkan kualitas pemerintahan dan menetapkan pedoman yang kuat untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi. Dari semua upaya yang telah dilakukan, kita dapat melihat bahwa Indonesia telah berhasil meraih kemerdekaan dengan baik. Kemerdekaan Indonesia tidak hanya berarti bebas dari pemerintahan asing, tetapi juga berarti memiliki stabilitas politik dan ekonomi yang lebih kuat. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa kita telah berhasil merdeka. 5. Kita masih punya banyak pekerjaan rumah untuk mencapai kemerdekaan yang sejati. Kemerdekaan adalah hak setiap individu untuk bisa menjalankan kehidupan sesuai dengan keinginannya. Meski kita secara teknis sudah merdeka, namun kita masih punya banyak pekerjaan rumah untuk mencapai kemerdekaan yang sejati. Pertama, kita harus memastikan adanya kesetaraan hak dan peluang bagi semua orang. Di banyak negara, masih ada praktik diskriminasi rasial dan gender yang dapat menghalangi orang dari memperoleh pendidikan, pekerjaan, atau hak sosial lainnya. Kedua, hak ekonomi harus diberikan secara adil. Ketergantungan yang berkelanjutan terhadap bantuan ekonomi dari pihak ketiga dapat menghalangi kemandirian ekonomi yang sebenarnya. Ketiga, hukum dan keadilan harus berjalan secara adil. Penduduk harus diberi hak untuk mengakses hak asasi mereka secara adil dan tidak diskriminatif. Keempat, hak untuk kebebasan berekspresi harus diakui. Ini termasuk hak untuk mengakses informasi dan hak untuk berpendapat bebas. Terakhir, hak untuk mendapatkan perlindungan dan hak untuk hidup layak harus dihargai. Ini termasuk hak untuk mendapatkan layanan kesehatan, pendidikan, dan asuransi sosial. Kesimpulannya, merdeka adalah hak setiap orang. Namun, kita masih punya banyak pekerjaan rumah untuk mencapai kemerdekaan yang sejati. Kita harus memastikan kesetaraan hak dan peluang, hak ekonomi yang adil, perlindungan hak asasi manusia, kebebasan berekspresi, dan perlindungan dan layanan sosial yang layak. 6. Kita harus berupaya menciptakan situasi politik dan ekonomi yang stabil dan kondusif. Merdeka dari segala bentuk penjajahan memang sesuatu yang begitu luar biasa, tapi itu bukan semata-mata cukup untuk menjamin masa depan yang lebih baik bagi rakyat. Kita harus berupaya untuk menciptakan situasi politik dan ekonomi yang stabil dan kondusif. Ini penting untuk memastikan bahwa kondisi politik dan ekonomi di negara ini tetap seimbang dan menguntungkan rakyat. Situasi politik yang stabil berarti kita harus mampu menciptakan pemerintahan yang responsif, sistem hukum yang kuat, dan pemerintah yang bertanggung jawab dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Hal ini penting agar rakyat dapat menikmati hak-hak politik dan ekonomi yang sama dan mendapat perlakuan yang adil dari pemerintah. Di sisi lain, situasi ekonomi yang kondusif berarti kita harus mampu menciptakan lingkungan bisnis yang aman dan kondusif. Ini termasuk memberi insentif kepada investor untuk membangun usaha yang berkelanjutan, menciptakan iklim yang kondusif untuk peningkatan produktivitas, dan memastikan bahwa pemerintah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Stabilitas politik dan ekonomi ini hanya dapat dicapai jika ada kepatuhan yang kuat dari semua pihak terhadap undang-undang dan peraturan. Selain itu, kita juga harus berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik serta melakukan berbagai program pemberdayaan sosial bagi rakyat. Kesimpulannya, merdeka memang merupakan hal yang luar biasa, namun jika ingin menjaga masa depan yang lebih baik, kita harus berupaya menciptakan situasi politik dan ekonomi yang stabil dan kondusif. Hal ini tidak hanya akan menjamin kesejahteraan rakyat, namun juga memungkinkan pembangunan yang lebih berkelanjutan. 7. Kita juga harus memperbaiki ketimpangan sosial dan ekonomi yang ada. Merdeka adalah kata yang sangat bermakna bagi masyarakat Indonesia. Ketika kata merdeka diucapkan, masyarakat Indonesia berpikir tentang perjuangan yang luar biasa dari para pahlawan yang telah melakukan perjuangan untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa mereka. Namun, pada saat yang sama, kita juga harus menyadari bahwa meskipun Indonesia telah merdeka, masih banyak hal yang harus diperbaiki. Salah satu yang paling penting adalah ketimpangan sosial dan ekonomi yang ada. Ketimpangan sosial dan ekonomi yang ada di Indonesia merupakan salah satu masalah yang harus segera diatasi. Masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa ketimpangan sosial dan ekonomi tidak hanya berdampak pada kehidupan mereka secara langsung, tetapi juga berdampak pada masa depan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Ketimpangan sosial dan ekonomi berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya tingkat kesehatan, dan rendahnya tingkat partisipasi politik. Hal ini dapat membatasi kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia. Untuk memperbaiki ketimpangan sosial dan ekonomi, pemerintah Indonesia harus membuat kebijakan yang dirancang untuk mengurangi ketimpangan yang ada. Pemerintah harus membuat program-program yang dirancang untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi. Pemerintah juga harus membuat program yang memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat melalui partisipasi politik dan partisipasi dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Ketika masyarakat Indonesia berbicara tentang kemerdekaan, mereka harus memahami bahwa merdeka bukan hanya tentang hak untuk memilih pemimpin mereka; merdeka juga berarti memiliki hak untuk hidup dengan kesejahteraan dan kesetaraan. Dengan meningkatkan kesadaran tentang ketimpangan sosial dan ekonomi yang ada di Indonesia dan menerapkan kebijakan yang dirancang untuk mengurangi ketimpangan tersebut, masyarakat Indonesia dapat menciptakan situasi di mana merdeka dapat diwujudkan sepenuhnya. 8. Dengan melakukan hal-hal ini, kita akan dapat mengubah seluruh masyarakat Indonesia menjadi sebuah bangsa yang lebih sejahtera dan merdeka. Merdeka, merupakan suatu cita-cita yang menjadi tujuan dari perjuangan banyak orang. Merdeka tidak hanya berarti bebas dari cengkraman pemerintah asing, tetapi juga memiliki masyarakat yang lebih sejahtera dan lebih merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama, Indonesia harus membangun sistem pendidikan yang baik. Pendidikan memberikan kesempatan untuk membangun kemampuan manusia, meningkatkan kualitas hidup, dan menciptakan kemampuan untuk membangun masyarakat yang lebih merdeka. Kedua, Indonesia harus mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam dan mengubahnya menjadi produk yang bisa dijual di pasar global. Hal ini akan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja. Ketiga, Indonesia perlu mengembangkan sistem pemerintahan yang baik yang dapat menjamin hak-hak warga negara. Ini akan memastikan bahwa warga negara dapat menikmati hak-hak mereka sesuai dengan hukum. Keempat, Indonesia juga perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya partisipasi pada pemilihan umum. Ini akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih beradab dan lebih menghargai hak-hak orang lain. Kelima, Indonesia harus mengkampanyekan toleransi dan kesetaraan gender. Ini akan memastikan bahwa semua orang, terlepas dari jenis kelamin, ras, usia, atau agama, memiliki hak yang sama untuk hidup dan berkembang. Keenam, Indonesia juga perlu mengembangkan ekonomi yang berkelanjutan dengan mendukung usaha kecil dan menengah. Ketujuh, Indonesia harus mengambil langkah-langkah untuk menghapus ketimpangan ekonomi dan sosial yang ada di antara masyarakat. Ini akan membantu menciptakan sebuah masyarakat yang lebih adil dan lebih merdeka. Terakhir, Indonesia harus menciptakan lingkungan yang aman dan bersih. Hal ini akan membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan melakukan hal-hal ini, kita akan dapat mengubah seluruh masyarakat Indonesia menjadi sebuah bangsa yang lebih sejahtera dan merdeka. Selain itu, masyarakat yang lebih merdeka akan menciptakan tampilan yang lebih baik dari Indonesia di dunia internasional. Dengan demikian, kita dapat mencapai tujuan akhir merdeka.
Dengansangat mudah kita akan menjumpai sampah sampah yang menumpuk di tepi tepi jalan, di sungai sungai, di pasar, di sudut sudut kompleks perumahan, bahkan di tempat tempat terpencil dan sulit dikunjungi pun tak luput dari sampah,” terangnya.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apakah kita sudah Merdeka? Ya kita sudah Merdeka !!! kata pemuda yang mendengar teks Proklamasi, yang telah dibacakan oleh Bung Karno. Kata-kata “ Merdeka “ sangat tepat pada saat itu, tanggal 17 Agustus 1945, yang terbebas dari belenggu penjajah. Akan tetapi pantaskah kita “Merdeka” di masa sekarang sejak Pasca Kejatuhan Bung Karno akibat Kudeta yang dijalankan oleh Orde Baru dengan Kedok sebagai Penyelamat Bangsa dan sebagai Pemberantas PKI. sedangkan Bung Karno dianggap terlibat. dan juga 11 pemuda sebagai pengikut setia dan semua pemeran utama dari para pemuda yang gagah berani dan berjuang tanpa pamrih dilenyapkan. Ada yang dibuang ada yang ditahan dan sebagainya. Apakah sah pemerintahan yang berasal dari Kudeta dengan menggulingkan Bung Karno sebagai Pemerintahan yang Sah secara Konstitutional ,dan Sah dimata para pemuda yang bersusah-payah, berjuang tanpa pamrih, berkorban dengan jiwa, banjir darah dan sebagainya, dan dimata rakyat Indonesia yang menghendaki kemerdekaan , kehendak rakyat juga kehendak Tuhan yang menghendaki perdamaian, otomatis Sah dimata Tuhan dan diberkahi pada masa pemerintahan Bung Karno. Maka pada saat ini tidak heran Negara kita semakin hancur, karena berasal dari kehendak Kebiadaban dan Kekejaman terhadap Bung Karno dan para pejuang yang dianggap dalang PKI. Ironis sekali, pemerintahan yang berasal dari Kudeta ini justru telah berjalan hingga kini tanpa merasa tidak berdosa. bersenang-senang di atas penderitaan rakyat , justru bersenang-senang di atas jasa dan pengorbanan serta penderitaan dari para pendiri, para pahlawan, dan para pejuang 45, mereka menangis di alam semakin hancur, berapa juta rakyat kelaparan, berapa juta rakyat miskin...makin hancurnya moral bangsa...berapa juta rakyat yang diinjak injak oleh bangsanya sendiri, Mari kita bersama-sama. Kita buka lembaran baru, kita bersama-sama mengembalikan suatu pemerintahan yang sah yang berasal dari para pejuang yang berjuang tanpa pamrih, yang murni dari rakyat tertindas oleh para penjajah dimasa perjuangan dan masa kini. Kita kembalikan kehendak Tuhan yang kita merdeka oleh peranan pemuda. Sekarang kita harus kembali “ back to Basic ” di tempat ini pula perjuangan pemuda berhasil mewujudkan kemerdekaan. Mari kita merenungkan dan mengingat kembali masa perjuangan 45, yang dilakukan oleh 11 Pemuda dari " Laskar Rakyat ". Laskar Rakyat merupakan cikal bakal Tentara Nasional Indonesia. Dari merekalah negara kita lahir secara terhormat, bukan hadiah dari Jepang, bukan hadiah dari Belanda atau tentara sekutu. Mereka berjuang tanpa pamrih, yang ada dibenaknya hanya 2 kata "Merdeka" atau "Mati". Tanpa mereka 11 Pemuda Laskar Rakyat yang mewakili para pemuda yang berjuang dengan gagah berani , mungkin negara kita menjadi negara Boneka bentukan dari Bangsa Kapitalis Zionis. ..mungkin negara kita dijajah kembali oleh Penjajah. Tanpa mereka,.. mungkin kita tidak punya Tentara Nasional Indonesia. Tanpa mereka …mungkin tidak ada MPR , DPR, Pancasila dan UUD 45. dan Karno menyatakan “Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Dari merekalah maka Bung Karno berani tampil memimpin Dunia. Dari merekalah Bung Karno berani memproklamirkan Kemerdekaan yang tidak pernah diketahui oleh generasi pemuda kita di masa kini, sehingga Jiwa Nasionalis generasi bangsa kita tidak terlihat sama sekali, yang pada akhirnya semakin hancurnya negara kita. Sejarah telah membuktikan bahwa peranan para pemuda-pemudi sangat penting dan wajib digaris bawahi dengan tinta emas, sebab ditangan pemudalah negara kita akan kembali menjadi negara yang terhormat dan bermartabat, jika para pemudanya memiliki jiwa nasionalis, cinta tanah air, kebanggaan terhadap para Pendiri NKRI dan para Pejuang 45, dan Api Semangat Revolusi 17 Agustus di tahun 2013, di tempat ini Gedung Juang, kita kembali mengambil " Api Semangat Revolusi 17 Agustus 1945" yang telah padam semenjak Jatuhnya Bung Karno dan tiadanya lagi 11 Pemuda. Marilah kita mengingat kembali Peristiwa Rengas Dengklok yang dipelopori oleh 11 Pemuda dengan “Aksi Revolusi”, yaitu 1. bung . Hanafi2. bung Chaerul Saleh 3. bung Sukarni4. bung ADAM MALIK5. bung Sidik Kertapati6. BUNG PANDU KERTAWIGUNA7. bung Darwis8. bung yUSUF Kunto9. bung Djohar Nur10. bung MARUTO11. bung WikanaPada tanggal 15 Agustus 1945 pasca penjatuhan bom atom yang sangat dahsyat diHiroshima dan Nagasaki yang meratakan ke dua kota industri Jepang itu dengan tanah, Maha Kaisar Hirohito Tenno Heika telah memutuskan Jepang menyerah Tenno Heika berkumandang di medan perang Asia dan Samudra Pasifik, dan oleh karena Tenno Heika adalah pemegang kekuasaan absolut di Jepang yang dipercaya sebagai Anak Matahari, maka balatentara Jepang tunduk kepada perintah penyerahan tanpa syarat penguasa perang di Jakarta melarang Kantor Berita Domei menyiarkan berita penyerahan tersebut, bahwa banyak warga Jakarta terutama para Pemuda Revolusioner telah mendengar desas-desus tentang peristiwa sangat penting tersebut, malah beberapa hari malam di pertengahan Agustus 1945. Sekelompok 11 pemuda mendatangi kediaman Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Bung Karno, yang sudah mengetahui kedatangan utusan pemuda ini, segera menemui mereka di beranda rumah. ” Sekarang Bung, sekarang! malam ini juga kita kobarkan revolusi !” kata Chaerul Saleh dengan meyakinkan Bung Karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah siap mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang. ” Kita harus segera merebut kekuasaan !” tukas Sukarni berapi-api. ” Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami !” seru mereka bersahutan. Wikana malah berani mengancam Soekarno dengan pernyataan; ” Jika Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari .”Pemuda asal Sumedang, Jawa Barat, itu melangkah dengan sebilah pisau terjulur di tangannya. “Revolusi di tangan kami sekarang dan kami memerintah Bung. Kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, maka…”“Maka apa?” teriak Bung Karno yang bangkit dari kursinya. “”Ini batang leherku,” katanya setengah berteriak sambil mendekati Wikana. “Seret saya ke pojok itu dan potong malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari!” kata Bung Karno dengan setengah kemudian memperingatkan Wikana; "...Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan di negeri kita ini. Jika saudara tidak setuju dengan apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah siap dan sanggup untuk memproklamasikan kemerdekaan, mengapa saudara tidak memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri?Mengapa meminta Soekarno untuk melakukan hal itu?"Namun, para pemuda terus mendesak; "apakah kita harus menunggu hingga kemerdekaan itu diberikan kepada kita sebagai hadiah, walaupun Jepang sendiri telah menyerah dan telah takluk dalam 'Perang Sucinya'!". "Mengapa bukan rakyat itu sendiri yang memproklaÂmasikan kemerdekaannya?Mengapa bukan kita yang menyataÂkan kemerdekaan kita sendiri, sebagai suatu bangsa?". Dengan lirih, setelah amarahnya reda, Soekarno berkata; "...kekuatan yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan kekuatan bersenjata dan kesiapan total tentara Jepang! Coba, apa yang bisa kau perlihatkan kepada saya? Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu?Apa tindakan bagian keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak?Bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan setelah diproklamasikan?Kita tidak akan mendapat bantuan dari Jepang atau Sekutu. Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri". Demikian jawab Bung Karno dengan tenang. Para pemuda, tetap menuntut agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun, kedua tokoh itu pun, tetap pada pendiriannya semula. Setelah berulangkali didesak oleh para pemuda, Bung Karno menjawab bahwa ia tidak bisa memutuskannya sendiri, ia harus berunding dengan para tokoh lainnya. Utusan pemuda mempersilahkan Bung Karno untuk berunding. Para tokoh yang hadir pada waktu itu antara lain, Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa Kusumasomantri, Djojopranoto, dan Sudiro. Tidak lama kemudian, Hatta menyampaikan keputusan, bahwa usul para pemuda tidak dapat diterima dengan alasan kurang perhitungan serta kemungkinan timbulnya banyak korban jiwa dan harta. Mendengar penjelasan Hatta, para pemuda nampak tidak puas. Mereka mengambil kesimpulan yang menyimpang; mengamankan Bung Karno dan Bung Hatta dengan maksud menyingkirkan kedua tokoh itu dari pengaruh dinihari, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta oleh sekelompok pemuda dibawa ke Rengasdengklok. Aksi "Pengamanan" bukan "Penculikan" itu sangat mengecewakan Bung Karno, sebagaimana dikemukakan Lasmidjah Hardi 198460. Bung Karno marah dan kecewa, terutama karena para pemuda tidak mau mendengarkan pertimbangannya yang sehat. Mereka menganggap perbuatannya itu sebagai tindakan patriotik. Namun, melihat keadaan dan situasi yang panas, Bung Karno tidak mempunyai pilihan lain, kecuali mengikuti kehendak para pemuda untuk dibawa ke tempat yang mereka tentukan. Fatmawati istrinya, dan Guntur yang pada waktu itu belum berumur satu tahun, ia ikut itu terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945. Pagi-pagi buta, sekitar pukul WIB, sekelompok 11 pemuda revolusioner membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat. Di sana Bung Karno, Bung Hatta, dan pemuda merundingkan Proklamasi perundingan sengit di antara Pemuda Revolusioner dengan Soekarno dan Hatta. Soekarno melihat para Pemuda Revolusioner yang gagah, tampan dan air muka mereka yang tidak mengenal takut, dan Soekarno tahu betul bahwa Pemuda Revolusioner ini sangat mencintai berbicara sungguh-sungguh persetujuannya untuk memproklamasikan Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 tetapi Proklamasi dibuat dan diumumkan di Revolusioner mulanya sangsi terhadap janji Soekarno, tetapi Ahmad Subardjo Djojoadisuryo, SH menjamin dengan taruhan kepalanya dipancung bila Proklamasi gagal pada 17 Agustus 1945, maka para Pemuda Revolusioner jam malam berangkatlah Soekarno dan Hatta ke Jakarta dengan pengawalan dari Pemuda Revolusioner dan balatentara Republik Indonesia mantan Peta.Bung Karno menginginkan Proklamasi Kemerdekaan tetap melalui jalur aman, yakni PPKI Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, demi menghindari pertumpahan darah dan jatuhnya korban di kalangan rakyat Indonesia. Sedangkan pemuda menghendaki jalur aksi revolusi, yakni proklamasi kemerdekaan di tengah-tengah massa akhirnya dengan perjalanan cukup menegangkan Proklamasi Kemerdekaan dilakukan tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Bung Karno di Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Proklamasi itu dibacakan oleh Bung Karno atas nama Bangsa Indonesia. Bukan oleh PPKI—sesuai dengan keinginan 11 berkat tekanan keras dari Pemuda Revolusioner, sikap ragu-ragu dari Soekarno dan Hatta berhasil dicairkan dan pada malam tanggal 17 Agustus 1945 diselesaikanlah Naskah Proklamasi di rumah Laksamana Maeda di Oranje Nassauboulevard, Jakarta, dan pada 17 Agustus 1945 Proklamasi yang telah ditandatangani Soekarno dan Hatta atas nama Bangsa seluruh Rakyat Indonesia dan diucapkan oleh Soekarno di hadapan Rakyat dan Pemuda Revolusioner, dan terwujudlah Kemerdekaan Bangsa Proklamasi Kemerdekaan ini berlangsung sangat tegang, dramatis, dan dalam tempo kilat. Tanggal 15 Agustus 1945, amanat Tenno Heika tentang penyerahan Jepang ke pihak Sekutu, sebelumnya tanggal 15 Agustus 1945 saat kembalinya Soekarno dan Hatta dari Saigon, disusul tanggal 16 Agustus 1945 saat diculiknya Soekarno dan Hatta oleh Pemuda Revolusioner, dan disusul tanggal 17 Agustus 1945 sungguh proses yang berlangsung kilat dan yang berhasil maksimal. Oleh karena itu betapa vitalnya peran Desa Rengasdengklok dan tanggal 16 Agustus 1945 dalam perjalanan Perjuangan Besar Revolusi Besar Bangsa cemerlangnya perjuangan gagah berani dari para Pemuda Revolusioner Indonesia yang mendorong Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Suatu tekad yang tidak takut mati dan risiko apapun oleh karena para Pemuda Revolusinya sangat tahu kekuatan balatentara Jepang yang haus darah yang menjadi tantangan kemudian Menteng 31 Jakarta adalah tiang utama perjalanan Perjuangan Besar Pemuda Revolusioner, dan karena Proklamasi ditekan dengan sangat keras di Rengasdengklok, maka posisi Rengasdengklok bukan semata tiang Perjuangan Para Pemuda Revolusioner, tetapi tiang utama Revolusi Proklamasi Kemerdekaan terutama setelah Pengakuan Kedaulatan Bangsa Indonesia ternyata yang dibesar-besarkan adalah Jakarta, dalam hal ini Istana Kepresiden Republik Indonesia. Para pemimpin besar Indonesia termasuk Soekarno dan Hatta dengan sadar atau dengan tidak sadar telah sedemikian rupa melupakan dalam upacara kenegaraan, maupun dalam buku sejarah yang beredar, bahwa peran Rengasdengklok terkesan dilecehkan yang berakibat baik Generasi Tua mau pun Generasi Muda Indonesia tidak memahami peran kawasan Rengasdengklok termasuk Cakung, Jakarta Timur, Karawang, dan Purwakarta dalam awal peledakan Revolusi Besar Bangsa melecehkan peran menentukan dari Desa-desa Indonesia serta penyakit elitisme, aristokratisme, serta penyakit membesar-besarkan berlebih-lebihan kehebatan Barat Eropa Barat dan Amerika Serikat ternyata gagal dikendalikan oleh Soekarno dan tersentak pasca terjadinya G 30 S tentang betapa keroposnya persatuan dan Kesatuan Rakyat Indonesia dan betapa mudahnya sesama Rakyat Indonesia gontok-gontokan. Soekarno berteriak Jangan sekali-kali meninggalkan Sejarah! Tetapi sejarah gilang-gemilang Bangsa Indonesia telah sedemikian rupa dilecehkan oleh elit ini berakibat sangat jauh di mana kepribadian Bangsa Indonesia hilang secara sistematis. Bila kepribadian dari satu bangsa hilang, maka ia akan lemah dan mudah dibodoh-bodohi dan dihancurkan oleh pihak yang tidak beruntung bila bangsa dimaksud menjadi kuat, dan pada sisi lain para elit Indonesia menjadi pencoleng, pencopet, dan perampok uang harapan yang kelihatannya sangat sulit diwujudkan oleh pemimpin Bangsa Indonesia saat ini, agar kepribadian Bangsa Indonesia dibangun secara sistematis dengan meninggalkan sikap kebarat-baratan. Kembalilah ke basis dan ke akar kepribadian Bangsa Indonesia yang penuh kegagah-beranian dan rasa percaya diri yang sangat Perjuangan Pemuda Revolusioner, dan seluruh Pejuang, serta Rakyat Indonesia sungguh sulit dicarikan bandingannya. Jangan sekali-kali Meninggalkan Sejarah!Di tempat yang sakral ini, photo-photo para pemuda Laskar Rakyat terpampang di dinding gedung Juang ini,dan benda-benda lainnya sebagai Saksi Bisu . Momentum ini sangat ditunggu-ditunggu oleh mereka yang berada di alam sana yang menghendaki perdamaian yang sah dari Tuhan dengan diwakili oleh rakyat yang menderita secara langsung maupun tidak Hukum Tuhan adalah Hukum yang abadi berlaku sepanjang jaman. Hukum sebab akibat siapa yang menanam baik positip maupun negatip dia akan menuainya cepat atau lambat. Hukum manusia yang disertai oleh kebiadaban dan kekejaman tidak bertahan lama, dan tidak mendapat keberkahan dari Tuhan. MERDEKA !! MERDEKA !!MERDEKA !! Lihat Politik Selengkapnya
Apakahsekolah Anda sudah mendaftar untuk mengikuti Implementasi Kurikulum Merdeka? Lebih dari 3.800 sekolah telah mendaftar Implementasi Kurikulum Merdeka dan siap untuk mendukung transformasi pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik! #MerdekaBelajar #KurikulumMerdeka
Teater Apakah Kita Sudah Merdeka ini digarapkan melalui naskah-naskah karya Putu Wijaya, seorang penulis drama, novel dan cerpen dari Indonesia yang sangat diangkat di tempatnya. Naskah-naskah yang akan diangkat pada teater kali ini adalah monolog “Demokrasi” dan “Merdeka”. Demokrasi mengisahkan tentang sebuah kampong yang dilanda musibah apabila tanah kampong mereka telah dirampas untuk pembangunan. Dek kerana ditindas, penduduk kampong telah mengambil keputusan untuk melakukan sebuah demonstrasi dan bantahan terhadap rampasan tanah tersebut. Namun pada akhirnya, demonstrasi mereka mengalami jalan buntu setelah ketua mereka telah menghilangkan diri dan meninggalkan mereka tergapai-gapai di dalam perjuangan mereka. Naskah Demokrasi ini menurut Tya Setiawati merupakan kritik Putu Wijaya dalam menyikapi persoalan demokrasi di Indonesia. Katanya lagi, “demokrasi hanyalah sebuah jargon atas nama kepentingan oleh segelintir orang yang berkuasa, ambisius, dan hipokrit, demokrasi menjadi sebuah kata yang dekat dengan politik konspirasi. Kata demokrasi dalam perspektif Putu Wijaya hanyalah sebuah wacana belaka, tidak ada implementasi yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Demokrasi yang diagung-agungkan sebagai pondasi dalam melihat kepentingan rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat kemudian mampu dibayar dengan uang dan kekuasaan. Siapa yang terpedaya dengan uang dan kekuasaan atas nama demokrasi, maka demokrasi tidak ada gunanya lagi dalam kehidupan, demokrasi sudah mati karena kita sendiri yang telah membunuh kata demokrasi tersebut.” Merdeka pula mengisahkan tentang seorang pejuang kemerdekaan yang berbangga dengan hasil titik peluhnya sehingga mewujudkan sebuah negara yang merdeka. Namun begitu, persoalan daripada cucunya telah membuatkan dirinya marah kerana telah memperlekehkan perjuangannya selama ini. Cucunya yang masih berada di bangku sekolah dan telah mula terdedah dengan akhbar-akhbar alternatif mula mempersoalkan erti kemerdekaan itu sendiri. Percubaan demi percubaan telah membawa pejuang ini kepada kata putus pengertian apa itu merdeka sebenar kepada cucunya. Cabaran pementasan Felix Agustus, pengarah teater apabila ditanya tentang cabaran utama persembahan teater kali ini adalah pada langkah mendapatkan pelepasan untuk mementaskan persembahan ini disebabkan terdapat beberapa proses penapisan dalam berkarya di Malaysia hari ini. Kata beliau juga, pada asalnya pelakon yang cuba dibawakan adalah dari Indonesia namun terdapat beberapa kekangan yang dihadapi. Namun begitu, karakter yang ada pada hari ini senang dibentuk kerana mereka sendiri berpengalaman mengalami perkara ini. Oleh itu, ianya banyak membantu mengembangkan pergerakan cerita, tambah Felix. Pementasan ini dimainkan oleh Suhail Wan Azahar, seorang aktivis Mahasiswa, dan Nik Aqil, seorang anak muda yang berjiwa besar. Pementasan kali ini akan dicorakkan mengikut nuansa Malaysia, dengan penggunaan bahasa yang lebih baku, tetapi tetap dengan gaya yang akan dicorakkan oleh aktor. Teater Merdeka arahan Felix Agustus dibawah Lautre Club ini akan dipersembahkan pada 7-10 September 2017 nanti di Blackbox 1, TempatKita, North Concourse, Quill City Mall Kuala Lumpur. Tiket boleh didapatkan pada harga RM15 di talian 013-2790191. Sebarkan. Ayuh sokong, seni cerminan masyarakat!
.